Apa yang dimaksud sebagai epilepsi ?
Epilepsi adalah penyakit saraf. Seseorang dengan epilepsi berisiko lebih tinggi untuk mengalami kejang berulang (lebih banyak). Terkadang orang menggunakan kata “gangguan kejang” untuk menggambarkan epilepsi. Beberapa fakta kunci termasuk
- Diagnosis epilepsi tidak menentukan penyebab atau prospeknya.
- Epilepsi adalah gangguan spektrum. Ada banyak jenis kejang dan jenis sindrom epilepsi.
- Dampak epilepsi pada seseorang akan bervariasi tergantung pada:
- Jenis, frekuensi, dan tingkat keparahan kejang
- Area otak yang terpengaruh
- Penyebab epilepsi
- Bagaimana seseorang merespons pengobatan
- Kelainan otak yang mendasari yang ada
- Perawatan yang tersedia untuk epilepsi termasuk obat anti kejang, tindakan operasi, terapi diet yang ditentukan, atau perangkat neurostimulasi.
Apa yang bukan termasuk epilepsi ?
Kejang Provokasi
Seseorang dapat mengalami kejang karena penyebab fisik. Ini bisa menjadi penyakit medis akut atau trauma yang dimulai sebelum kejang. Itu juga bisa terkait dengan zat atau peristiwa yang ditanggapi atau ditarik oleh tubuh mereka. Dalam kasus ini, kejang disebut “diprovokasi.”
Penyebab memprovokasi memiliki efek pada otak yang mengarah ke kejang. Kejang ini tidak didiagnosis sebagai epilepsi.
Pengobatan untuk kejang yang dipicu harus mengatasi penyebab yang mendasarinya. Penyebab umum dari kejang yang dipicu termasuk:
- Penyakit medis akut (misalnya, infeksi)
- Penyebab metabolik, seperti kelainan gula darah
- Demam
- Cedera kepala atau trauma otak
- Stroke atau serangan iskemik transien (TIA)
- Penarikan dari obat-obatan atau alkohol
- Reaksi terhadap obat yang diresepkan atau yang dijual bebas
- Sinkop
- Migrain
- Gangguan gerak
- Gangguan tidur
- PNES memiliki asal psikologis.
- Seseorang mungkin tidak menyadari adanya faktor psikologis atau yang menyusahkan.
- Seseorang dengan PNES tidak secara sadar mengendalikan gejalanya.
- Sekitar 4 dari 5 orang dengan PNES memiliki riwayat masalah kejiwaan, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan kepribadian.
- Sering ada riwayat pelecehan seksual, emosional atau fisik pada orang dengan PNES.
- Sekitar setengah dari orang dengan PNES juga memiliki riwayat gangguan stres pascatrauma (PTSD).
- Penanganan berfokus pada mengatasi penyebab yang mendasari peristiwa dan membantu orang tersebut mempelajari cara dalam mengatasi masalahnya.
- Perawatan seringkali melibatkan :
- Dokter Psikiater atau Psikolog
- Obat-obatan untuk kecemasan atau depresi
- Konseling strategi perilaku dalam mengelola stres, mengidentifikasi pemicu dan mempelajari teknik pemecahan masalah yang baru
- Terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi modifikasi perilaku lainnya dapat menjadi pengobatan yang efektif untuk PNES.
- PNES sering kali tidak merespon obat anti kejang.